Rabu, 22 Juni 2011

calon WIRAUSAHAWAN

peserta wirausaha balikpapan setelah mengikuti pelatihan HOME INDUSTRI
oleh UPTD PPD Disnakertrans Prov. Kaltim

Senin, 20 Juni 2011

INDUSTRI RUMAHAN

INDUSTRI RUMAHAN JD ALTERNATIF PELUANG USAHA

contoh pembuatan sabun cuci tangan & cuci motor/mobil yg di latih oleh kantor UPTD PPD Disnakertrans Prov. Kaltim bs jd pilihan.....


Setiap orang tentunya memiliki impian dan imajinasi. Alat-alat yang banyak kita gunakan saat ini seperti: lampu, listrik, pesawat, mobil, motor, dan lain-lain merupakan wujud nyata dari impian dan imajinasi yang dimiliki oleh para penemunya. Tentunya impian dan imajinasi tersebut harus dituangkan dalam bentuk nyata, yakinlah dengan apa yang kita miliki dan jangan pernah takut untuk mencoba. Seseorang yang memiliki impian dan daya imajinasi yang kuat pada umumnya mampu menciptakan dan membuat satu terobosan, dalam kamus mereka tidak ada kata “tidak bisa” ataupun “tidak mungkin”.

Senin, 04 April 2011

Budidaya Jamur
oleh " Agus Prayitno "
Unit Kerja : UPTD Pengembangan Produktivitas Daerah
Disnakertrans Prov. kaltim
tentang

PELUANG USAHA

Saat ini peluang usaha bibit jamur merang di Indonesia menjanjikan keuntungan yang cukup menggiurkan. Selain karena semakin berkembangnya usaha budidaya jamur merang, peluang usaha bibit jamur ini didukung oleh kenyataan bahwa usaha di bidang pembibitan jamur di Indonesia masih terbilang sedikit.


A. Usaha Sampingan
Usaha sampingan merupakan usaha yang dilakukan untuk mengisi waktu luang, menambah pendapatan dan bersifat musiman untuk memanfaatkan peluang. Tetapi usaha sampingan pembibitan jamur merang sedikit berbeda. Untuk pembibitan jamur merang, usaha sampingan baru dapat dilakukan apabila dia telah lama berkecimpung dibidang budidaya jamur merang. Disamping upaya untuk memenuhi kebutuhan bibit untuk keperluan sendiri sekaligus mengujicoba kualitas bibit yang dibuatnya, juga dapat menjualnya kepada petani jamur merang lainnya yang membutuhkan bibit tetapi belum mampu membuatnya. Sebagai contoh : untuk pembuatan bibit produksi sebanyak 50 botol diperlukan 1 botol bibit induk seharga Rp.15.000,- dan bahan pendukung lainnya seharga Rp.45.000,-. Jika bibit produksi dijual seharga Rp.3000,-/log. Dengan asumsi bibit induk diperoleh dengan cara membeli dan kegagalan produksi 10%, maka jumlah pendapatan yang diperoleh adalah 45 x Rp.3.000,- = Rp.135.000,-. Sementara modal yang dikeluarkan adalah Rp.60.000,-. Jadi keuntungan yang dapat diperoleh adalah Rp.135.000,- - Rp.60.000,- = Rp. 75.000,-


B. Usaha Pokok

Usaha pokok merupakan usaha yang menjadi sumber utama pendapatan. Untuk menjadikan pembibitan jamur merang sebagai usaha pokok memerlukan adanya pengalaman di bidang budidaya jamur merang. Pembibitan jamur merang sangat memungkinkan untuk dijadikan usaha pokok. Hal ini dapat dilihat dari analisa usaha petani yang sudah menjadi penangkar bibit. Untuk membuat bibit produksi dengan harga penjualan sebesar Rp.3.000,- /log diperlukan biaya produksi sebesar Rp.1.490,-/log dengan asumsi bibit biakan murni diperoleh dengan cara membeli dan kegagalan produksi dihitung sebesar 10%. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan setiap log bibit adalah Rp.3.000,- - Rp.1.490,- = Rp. 1.510,- / log. Bila dalam sehari dapat memasarkan bibit sebanyak 200 log maka keuntungan yang diperoleh adalah 200 x Rp.1.510,- = Rp.302.000,- / hari. Jika dilihat dari analisa tersebut memungkinkan bila pembibitan jamur merang dijadikan sebagai usaha pokok.

Kamis, 31 Maret 2011

CIPTAKAN PELUANG USAHA

BAGAIMANA MENCIPTAKAN PELUANG USAHA ????????


Berikut kami berikan beberapa cara tepat yang dapat Anda coba
1. Ciptakan peluang bisnis dari problem yang dihadapi lingkungan sekitar. Dengan begitu Anda memperoleh peluang atau ide bisnis, untuk memberikan solusi bagi mereka.
2. Ciptakan peluang bisnis yang dapat menggeser para pesaing, melengkapi kekurangan produk yang ada dipasaran, dan mampu menghancurkan market leader yang sudah ada.
3. Setelah mendapatkan beberapa ide atau peluang bisnis, selanjutnya buat daftar peluang tersebut. Pilihlah tiga peluang bisnis yang paling berpotensi untuk Anda ciptakan.
4. Tuliskan peluang-peluang tersebut beserta target waktu yang ditetapkan, pada sebuah kertas besar. Bila perlu pasang kertas tersebut di tempat-tempat yang sering Anda gunakan, sehingga Anda selalu membacanya. Tambahkan visi dan kata-kata lain yang dapat memotivasi Anda.
5. Mulailah untuk mengambil keputusan, peluang mana yang Anda tekuni terlebih dahulu. Kemudian mulailah bergerak, untuk mencari segala informasi yang berhubungan dengan peluang bisnis tersebut.
6. Jangan pernah takut untuk mencoba, hilangkan rasa ragu dan takut yang ada. Karena hanya akan menghambat kesuksesan Anda.
7. Mulailah menciptakan kesuksesan dari usaha kecil terlebih dahulu. Dengan kesuksesan kecil, maka akan meningkatkan rasa percaya diri Anda dan mengurangi rasa takut yang ada. Selanjutnya Anda dapat berkreasi dan berinovasi untuk mengembangkan bisnis Anda.
Jadi, jangan pernah berhenti mencari dan mengamati semua celah yang memungkinkan untuk dijadikan sebagai peluang bisnis. Karena peluang tidak akan pernah datang dengan tiba-tiba. Semoga berhasil dan salam sukses……………………………………………..AP

Senin, 07 Maret 2011

Tradisi Saweran

Tradisi Saweran...lagu ada bayangmu di lembang yg membuat tiap peserta bimtek pingin kembali ke sana..tradisi nyawer pada masyarakat sekitar tiap ada acara terus di pertahankan yang bisa membuat orang gak sadar klo uang di dompet kering...hahaha

Senin, 28 Februari 2011

UPTD.PPD KALTIM: BUDIDAYA JAMUR

UPTD.PPD KALTIM: BUDIDAYA JAMUR: "BUDI DAYA JAMUR SEBAGAI USAHA SAMBILAN YG MENJANJIKAN Oleh : Agus Prayitno Unit Kerja : UPTD Pengembangan Produktivitas D..."

BUDIDAYA JAMUR

BUDI DAYA JAMUR SEBAGAI USAHA SAMBILAN YG MENJANJIKAN
Oleh : Agus Prayitno
Unit Kerja : UPTD Pengembangan Produktivitas Daerah
Disnakertrans Prov. kaltim


Ketahanan pangan tidak lepas dan sangat erat kaitannya dengan masalah pangan, kelaparan, gizi, kesehatan, kemiskinan, kebodohan, dan akhirnya kualitas sumber daya manusia Indonesia. Oleh karena itu ketahanan pangan akan tergantung pada 3 unsur utama yaitu kesediaan pangan dengan jumlah dan kualitas yang memadai, perolehan pangan di seluruh tempat daerah dan wilayah serta pemanfaatan pangan agar dapat hidup dengan sehat melalui kualitas dan gizi pangan. Upaya - upaya Pemerintah dalam lingkup ketahanan pangan telah dimulai sejak tahun 1950-an melalui Panitia Perbaikan Makanan Rakyat sampai dengan adanya Inpres 20/1979 tentang program diversifikasi pangan dan gizi serta UU No.7 tahun 1996 tentang Pangan. Selain itu gambaran tentang ketahanan pangan di Indonesia saat ini dapat diperoleh sebagaimana diucapkan oleh bapak Presiden SBY ketika memberikan sambutan pada Ulang Tahun CIDES ke-15 di Jakarta tanggal 25 Januari 2008 yang lalu yang mengakui bahwa “Indonesia belum memiliki ketahanan pangan yang cukup untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan dasar masyarakat.”
Jamur sudah dikenal sebagai bahan pangan manusia sejak dahulu kala, ratusan tahun bahkan ribuan tahun sebelum Masehi. Jamur dinilai memiliki cita rasa yang eksotik dan bahnkan dinilai sebagai makanan yang mewah serta hidangan untuk raja-raja dan orang kaya.
Sesungguhnya pada jaman kolonial Belanda dan jaman pendudukan Jepang di Indonesia. telah dimulia rintisan budidaya yang tercatat pada tahun 1937 dan 1942 untuk Jamur Merang
Baru pada awal tahun 1970-an budidaya jamur secara komersial dimulia di Indonesia yang antara lain dengan adanya industry Jamur Kancing di Dieng, Jamur Merang di Purwakarta, serta Jamur Kuping di Yogya dan pertumbuhan budidaya Jamur Tiram di beberapa tempat.
Hingga kini bentuk usaha budidaya jamur dapat terbagi menjadi dua. Pertama, yang berciri industri dengan produksi utama untuk tujuan ekspor, didukung pembudidaya sebagai plasma. Ke dua, yang bersifat usaha kelompok perorangan atau keluarga yang tumbuh secara tersebar maupun terkelompok dengan ciri 100% sebagai sandaran hidup sampai pada yang merupakan usaha sampingan. Dari tahun ke tahun produksi dapat meningkat selaras dengan peningkatan konsumen jamur. Oleh karena itu sudah waktunya komoditi jamur ini dapat diangkat untuk menjadi komoditas Nasional dengan beberapa alasan sebagai berikut,
a. Jamur dapat dibudidayakan dimana saja sejauh memiliki kondisi yang dapat membuatnya tumbuh.
b. Teknologi untuk budidaya dapat dilakukan melalui cara yang paling sederhana sampai pada penerapan teknologi yang kompleks dan mahal.
c. Jamur memiliki nilai nutrisi yang tinggi sehingga memiliki kontribusi yang tinggi untuk kebutuhan nutrisi manusia.
d. Jamur disamping sebagai bahan pangan yang menyehatkan juga memiliki kemampuan sebagai obat.
e. Jamur tumbuh pada sebaian besar limbah-limbah pertanian, limbah pabrik dan limbah perkebunan.
f. Budidaya jamur termasuk kegiatan yang padat karya sehingga dapat menumbuhkan lapangan kerja.
g. Budidaya jamur memiliki nilai ekonomi yang “lumayan baik” dibandingkan dengan kegiatan agrobisnis lainnya.


Namun demikian beberapa permasalahan yang mencakup hampir mencakup seluruh aspek tahapan pembudidayaan masih harus dihadapi oleh para pembudidaya baik yang sudah lama maupun pemula. Permasalahan dapat dimulai atau terdapat pada aspek penyediaan bibit, teknologi budidaya, manajemen budidaya, sampai pada pasca panen, pemasaran dan akses terhadap dana sampai dengan masuknya komoditi jamur dari negara tetangga.
Di negara-negara miskin dan berkembang lain budidaya jamur sudah dijadikan sebagai salah satu program pemerintah untuk pengentasan kemiskinan. Dalam pelaksanaannya, dukungan ataupun bantuan kepada para pembudidaya diperoleh dari pemerintah, dari perguruan tinggi atau lembaga terkait lainnya, juga dari badan-badan PBB atau LSM dan individu dari negara tertentu. Gambaran tentang program-program seperti ini dapat dilihat dari pekembangan budidaya jamur di Negara-negara seperti Ghana, Burundi, Tanzania, Lesotho, serta Negara-negara miskin di Afrika dan Negara-negara seperti Bangladesh bahkan India. Sedangkan gambaran-gambaran di Negara-negara yang lebih maju dapat pula dilihat pada Negara-negara seperti halnya Australia, Irlandia, Belgia, Korea, Jepang, bahkan yang termaju adalah Kanada dan China.
APJI adalah Asosiasi Pembudidaya Jamur Indonesia yang baru dibentuk pada bulan Agustus 2006 yang lalu yang pembentukannya diprakarsai oleh beberapa pembudidaya jamur di wilayah Bogor, Cianjur dan Sukabumi. Organisasi in merupakan padanan dari Mushroom Growers Association yang di sebagian besar Negara-negara yang memproduksi jamur seperti halnya Australia (Australian Mushroom Growers Association - AMGA), Canada (CMA), Irlandia, Russia, Kenya, Ghana, Jepang, dan lain sebagainya. Sebagai Asosiasi maka diharapkan APJI dapat mengenal dan memahami segala permasalahan yang dihadapi oleh para pembudidaya dan usaha budidaya jamur. Untuk itu APJI perlu lebih diberdayakan agar dapat melaksanakan kegiatan sesuai Visi dan Misi yang telah dirumuskan serta dapat membantu pemerintah dalam program peningkatan ketahanan pangan nasional.
Sebagai penutup, dengan memahami kondisi ketahanan pangan Indonesia masa kini dan bila dikaitkan dengan aspek-aspek dalam pembudidayaan jamur maka dapat diyakini bahwa budidaya jamur bukan saja merupakan salah satu upaya untuk peningkatan ketahanan pangan dan gizi tetapi juga merupakan salah satu usaha pemberdayaan masyarakat yang pada akhirnya akan ikut menentukan kualitas sumber daya manusia Indonesia.